Doddy menambahkan, Pasaman Barat kini menjadi kabupaten penerima dana desa terbesar keempat di Sumatera Barat, setelah Pesisir Selatan, Padang Pariaman, dan Agam.
Pengalokasian tersebut sesuai Permendes PDTT Nomor 108 Tahun 2024 tentang penggunaan dan penyaluran dana desa tahun anggaran 2025, yang didasarkan pada jumlah penduduk, luas wilayah, tingkat kemiskinan, dan kondisi geografis.
Sementara itu, Pendamping Lokal Desa Kecamatan Pasaman, Jendri Wahis, menyampaikan bahwa program ketahanan pangan seperti budidaya ayam petelur di Nagari Lingkuang Aua Timur telah membuahkan hasil.
“Budidaya dimulai sejak 2024 dengan 438 ekor ayam. Kini telah menghasilkan sekitar 300 butir telur setiap hari. Hasilnya dijual ke masyarakat dan menjadi kas kelompok tani,” jelasnya.
Jendri menambahkan, jika kelak Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) terbentuk, hasil usaha ini bisa menjadi sumber pendapatan tetap bagi desa. (rdr/ant)

















