“Kami tegaskan tidak ada penggusuran. Ini murni penyesuaian untuk keamanan. Alat ini sangat berguna tidak hanya untuk mitigasi bencana, tapi juga membantu nelayan mendeteksi potensi ikan,” jelasnya.
Yota juga mengungkapkan bahwa alat ini merupakan bantuan dari pemerintah Prancis senilai Rp28 miliar, dan di Provinsi Sumbar hanya ada dua lokasi pemasangan: Kota Padang dan Kota Pariaman.
Ia berharap masyarakat mendukung penuh program ini dan mendorong BMKG untuk turut membantu menyediakan Early Warning System (EWS) tambahan di wilayah tersebut.
“Pariaman berada di zona megathrust Mentawai-Siberut. Alat seperti HF Radar dan EWS sangat penting untuk deteksi dini bencana,” tutupnya. (rdr/rudi)

















