Hasil verifikasi akan dilaporkan ke Badan Geologi yang kemudian menentukan apakah status Geopark Nasional tetap, atau mendapat “kartu kuning” yang mempercepat jadwal verifikasi dari lima tahun menjadi dua tahun.
Ia mendorong daerah untuk menunjukkan sebanyak mungkin bukti pelaksanaan di lapangan agar hasil verifikasi bisa maksimal. “Kami seperti reporter, mencatat dan menyampaikan apa yang dilihat,” katanya.
Geopark Sianok-Maninjau dan Silokek kini menjadi dua dari tiga kandidat kuat dari Indonesia untuk diajukan ke UNESCO, bersama satu kandidat lainnya dari Bojonegoro. Penilaian dokumen telah dilakukan oleh Bappenas, dan kini masuk tahap verifikasi lapangan.
Prof Mega menekankan pentingnya kolaborasi lintas daerah, terutama antara dua kabupaten yang menaungi Geopark. Menurutnya, tantangan bukan hanya lolos seleksi UNESCO, melainkan menjaga dan mempertahankan status tersebut dalam verifikasi lima tahunan ke depan.
Ia juga membuka peluang kolaborasi riset dengan pemerintah daerah demi memastikan kesiapan yang matang. “Kami siap membantu agar Indonesia tidak hanya lolos, tapi juga mampu mempertahankan status Geopark UNESCO secara berkelanjutan,” pungkasnya.
Sementara itu, Wagub Vasko mengatakan Pemprov telah membangun komitmen untuk mengembangkan Geopark di wilayah Sumbar, khususnya Kawasan Geopark Nasional Sianok-Maninjau.
“Diharapkan seluruh personil penggerak Geopark Sumbar dapat bekerjasama dan bersinergi antara satu dengan lainnya untuk membangun dan mengembangkan Geopark Ranah Minang sehingga layak untuk diajukan menjadi geopark dunia,” tutup Wagub. (rdr/adpsb)

















