“Pengorbanan dan ketakwaan serta keimanan yang tak tergoyahkan kepada Allah SWT itulah yang menjadi refleksi diri dalam pergaulan sehari-hari.
Khayamuddin menjelaskan, Idul Adha berawal dari kisah monumental Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan Allah SWT untuk mengorbankan putranya, nabi Ismail AS.
Ujian iman yang luar biasa untuk Nabi Ibrahim ini , diikuti dan dilakukan dengan ketaqwaan dan ketundukan, maka nabi Ibrahim melaksanakan perintah tersebut.
Nabi Ismail yang akan dikorbankan menerima takdirnya dengan keikhlasan luar biasa. Saat detik terakhir, Allah mengganti Ismail dengan seekor domba sebagai bukti bahwa ujian telah dilalui dengan sempurna.
“Sesungguhnya yang diuji bukan sekadar kesiapan berkurban secara fisik, tapi seberapa jauh seseorang siap melepaskan hal yang paling dicintainya demi menaati perintah Allah.”
“Disinilah tampak seseorang itu, taat dan taqwa kepada perintah Allah atau tidak,” tutup Region Head Regional 4. (rdr)

















