Menurutnya peningkatan kebutuhan hewan kurban tersebut dianggap sebagai peluang ekonomi yang bisa diambil dari sektor peternakan dengan cara meningkatkan populasi sapi lokal.
Untuk mendukung peningkatan produksi sapi itu pemerintah telah menyiapkan program integrasi yang memadukan peternakan dengan perkebunan sawit di beberapa daerah.
“Sumbar punya perkebunan sawit yang cukup luas, ini adalah peluang besar yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan populasi sapi lokal,” jelasnya.
Ia mencotohkan seperti Dhamasraya yang memiliki lahan sawit kurang lebih 150 ribu hektare, jika setiap satu hektare memiliki satu ekor sapi maka jumlah produksi akan meningkat.
Namun, Sukarli menggaris bawahi program tersebut hanya akan berjalan maksimal jika pimpinan di kabupaten atau kota mempunyai komitmen yang sama.
Misalnya Bupati Dharmasraya yang bertekad untuk menjadikan daerahnya sebagai sentra pengembangan ternak sapi lewat program integrasi lahan sawit.
Ia mengatakan pihaknya beberapa waktu terakhir juga sudah bertemu dengan Pemerintah Kabupaten Pasaman serta menggelar diskusi dengan Kepala Dinas Pertanian, legislator, terkait program integrasi sawit dengan ternak kerbau serta kambing.
“Paling tidak kita targetkan delapan puluh persen dari kebutuhan hewan kurban saat Idul Adha itu bisa dipenuhi oleh Sumbar sendiri,” jelasnya.
Menurutnya program integrasi itu juga akan membuka peluang bagi para investor perkebunan sawit untuk masuk, karena regulasi dari pemerintah pusat telah ada sebagai payung hukum, muaranya adalah mewujudkan swasembada sapi. (rdr/ant)

















