Ia sendiri telah menjadwalkan kunjungan ke lokasi tambang untuk memastikan kondisi aktual. “Produksi dihentikan dulu sampai ada hasil verifikasi dari tim kami,” tegasnya.
Langkah itu merupakan bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap aktivitas pertambangan di Raja Ampat, termasuk dialog dengan pemegang izin, baik BUMN maupun swasta.
Bahlil juga menyoroti pentingnya melibatkan kearifan lokal dalam operasi pertambangan. Di sisi lain, ia mencatat adanya aspirasi warga Papua yang menginginkan pembangunan smelter di wilayah tersebut.
“Ada nilai-nilai lokal yang harus dihormati, sekaligus keinginan masyarakat untuk pembangunan,” ujarnya. (rdr/infopublik)

















