Berbeda dari dua mazhab sebelumnya, mazhab Hambali membolehkan seseorang meninggalkan sholat Jumat jika telah melaksanakan sholat Id, dengan syarat menggantinya dengan sholat Dzuhur.
“Dari mazhab Hambali, yang wajib Jumatan kemudian sudah melakukan sholat Id, maka dia boleh meninggalkan Jumatan, tapi tetap sholat Dzuhur. Ini ilmu harus disampaikan,” jelas Buya Yahya.
Mazhab Syafi’i: Tetap Wajib Jumatan, Kecuali…
Mazhab Syafi’i, yang dianut mayoritas Muslim di Indonesia, juga mewajibkan pelaksanaan sholat Jumat meskipun seseorang telah melaksanakan sholat Id. Namun, ada pengecualian dalam kondisi tertentu.
“Dalam mazhab Imam Syafi’i, bagi orang yang sudah sholat Hari Raya Idul Fitri (atau Idul Adha), maka dia tetap wajib melaksanakan sholat Jumat, kecuali bagi beberapa orang,” terang Buya Yahya.
Ia menjelaskan, pengecualian berlaku bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil yang tidak memiliki masjid atau mushala yang menyelenggarakan sholat Jumat.
“Di kampung tetangga ada Jumatan, Anda boleh memaksakan pergi ke sana, tapi Anda tidak wajib kalau tidak dengar azan. Ini dihitung dengan azan normal tanpa mikrofon. Jadi perkiraannya suara azan biasa,” tambahnya.
Perbedaan pandangan ulama menunjukkan bahwa kewajiban sholat Jumat pada hari raya Id sangat tergantung pada mazhab yang diikuti dan kondisi masing-masing individu. Namun, seluruh mazhab sepakat bahwa jika tidak melaksanakan sholat Jumat, maka wajib menggantinya dengan sholat Dzuhur. Wallahu a’lam. (rdr/dtk)

















