Menjelang puncak haji, layanan katering hotel diganti dengan makanan siap saji sebanyak enam kali makan. Distribusi dilakukan bertahap pada 3 Juni (3 kali makan), 4 Juni (1 kali makan), dan 9 Juni (2 kali makan).
“Makanan dapat langsung dikonsumsi. Nasi sebaiknya direndam air 5–10 menit, lauk bisa dimakan tanpa dipanaskan. Setelah dibuka, makanan tidak boleh disimpan ulang demi kesehatan,” jelas Kamaruddin.
Saat puncak ibadah di Armuzna, jamaah juga akan mendapat 15 kali makan dan 1 snack berat, yang terdiri dari:
- 5 kali makan di Arafah
- 1 snack berat di Muzdalifah
- 10 kali makan di Mina
Skema Murur dan Tanazul Atasi Kepadatan
Kemenag menerapkan dua skema pergerakan jamaah untuk menghindari kepadatan di Muzdalifah dan Mina, yaitu Murur dan Tanazul.
- Murur: Jamaah lansia, disabilitas, dan yang uzur akan melintas Muzdalifah tanpa turun dari bus, langsung menuju Mina. Sekitar 50.000 jamaah dijadwalkan mengikuti skema ini.
- Tanazul: Sekitar 30.000 jamaah dari sektor Syisyah dan Raudhah akan dipulangkan lebih awal ke hotel di Makkah setelah lempar jumrah aqabah. Mereka tidak kembali ke tenda Mina setelah tanggal 11–13 Dzulhijah.
“Langkah ini diambil untuk memastikan kenyamanan dan kelancaran ibadah jamaah selama masa puncak,” kata Kamaruddin. (rdr/ant)





















