SURABAYA, RADARSUMBAR.COM – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, tampil sebagai pembicara utama dalam Kuliah Pakar di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), Senin (26/05/2025). Dalam kesempatan ini, Nusron menegaskan pentingnya peran mahasiswa sebagai kekuatan intelektual yang mampu menghadapi ketimpangan sosial dan mendorong perubahan kebijakan di bidang pertanahan dan tata ruang.
“Kekuatan politik dan kekuatan intelektual adalah kunci untuk mengubah keadaan ini. Dulu, negara memberikan konsesi tanah kepada pengusaha dengan harapan tanah dapat diberdayakan secara optimal untuk mendorong pemerataan pembangunan dan distribusi pendapatan. Namun, hasilnya belum maksimal dan perlu dikoreksi. Mahasiswa punya peran untuk mengoreksi, karena mereka adalah bagian dari kekuatan intelektual,” ujar Menteri Nusron di forum akademik tersebut.
Mengusung tema “Agilitas, Adaptabilitas, Kreativitas, dan Inovasi: Tantangan Kepemimpinan Masa Depan”, Menteri Nusron menjelaskan bahwa perubahan tata kelola pertanahan harus dilakukan secara bertahap, melalui negosiasi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan agar menghindari konflik.
Ia juga mendorong koreksi kebijakan Redistribusi Tanah dengan meningkatkan partisipasi masyarakat melalui kewajiban pola plasma, guna mencapai kesetaraan yang lebih merata. “Apakah mahasiswa bisa berperan? Bisa,” tegas Nusron.

















