Meski beberapa travel mengembalikan dana jemaah, proses refund tidak berjalan cepat karena dana telah dipakai untuk berbagai kebutuhan. Beberapa jemaah juga mengeluarkan biaya tambahan seperti pemeriksaan kesehatan dan transportasi.
“Travel berpengalaman biasanya tidak langsung pesan tiket untuk meminimalisir risiko, meski harganya lebih mahal,” tambah Mufid.
Kondisi serupa pernah terjadi pada 2022, namun saat itu masih ada tanda-tanda visa akan keluar meski terbatas. Tahun ini, sistem pendaftaran visa furoda sudah ditutup sejak 26 Mei dan dipastikan tidak ada visa yang diterbitkan.
“Kami sudah mengimbau travel agar komunikasikan hal ini ke jemaah supaya tidak ada harapan palsu,” pungkas Mufid.
Dengan situasi ini, PIHK dan jemaah terpaksa menelan kerugian besar akibat kegagalan penerbitan visa haji furoda tahun ini. (rdr/dtk)

















