Afrizal menambahkan, pengawasan terhadap hewan kurban tidak hanya dilakukan sebelum Idul Adha, tetapi juga akan berlangsung ketat dua hari menjelang pemotongan hingga hari-H. Fokus pengawasan terutama di masjid-masjid di setiap jorong dan nagari, tempat biasanya pelaksanaan penyembelihan kurban berlangsung.
Meski jumlah pasti hewan kurban masih bisa berubah, ia memperkirakan sebagian besar akan berasal dari peternak lokal. Pasaman Barat memang dikenal sebagai daerah dengan populasi ternak yang tinggi.
“Sentra peternakan sapi potong di antaranya berada di Kecamatan Parit, Koto Balingka, Talamau, Kinali, dan Pasaman. Selain itu, sebagian juga berasal dari Kabupaten Agam dan Solok,” jelasnya.
Masyarakat diimbau untuk memastikan bahwa hewan kurban yang dibeli sudah memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) yang dikeluarkan oleh dokter hewan yang berwenang. Jika belum memiliki, warga diminta segera melapor ke petugas kesehatan hewan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan.
Berdasarkan data statistik peternakan Pasaman Barat, populasi ternak di wilayah tersebut terdiri atas sapi potong sebanyak 21.253 ekor, sapi Brahman Cross 7 ekor, kerbau 1.066 ekor, kambing 14.522 ekor, dan domba 108 ekor. (rdr/ant)

















