Dari sisi kapasitas, rest area di jalur A mampu menampung hingga 211 kendaraan golongan I dan 55 kendaraan golongan II hingga V. Sementara itu, di jalur B tersedia ruang parkir untuk 210 kendaraan golongan I dan 59 kendaraan golongan II hingga V.
Dalam pembangunannya, HKI menggunakan teknologi mutakhir seperti Building Information Modeling (BIM) untuk merancang dan mengelola representasi digital dari bangunan secara menyeluruh, mulai dari fungsi hingga karakteristik fisik.
Tak hanya fungsional, desain arsitektur rest area ini mengusung konsep neo vernacular yang memadukan estetika modern dengan budaya lokal Minangkabau. Fasad bangunan menampilkan elemen rumah adat Minang, dilengkapi ornamen khas seperti mahkota, dada kelelawar, sirip ikan, serta ukiran tradisional yang dikerjakan oleh perajin lokal.
“HKI tidak sekadar membangun infrastruktur, tapi juga merawat dan mengangkat warisan budaya,” tutup Aditya. (rdr/ant)




















