Bahlil juga meluruskan kabar yang menyebut LG mundur dari proyek ini.
“LG tidak keluar. Tapi saya sebagai Ketua Satgas waktu itu yang memutuskan untuk membatalkan karena terlalu lama. Lalu kami bersama Pak Rosan dan Pak Erick Thohir mencari penggantinya, dan jatuh pada Huayou,” jelasnya.
Proyek ini ditargetkan menghasilkan 30 GWh baterai kendaraan listrik. LG sebelumnya telah menyelesaikan pembangunan kapasitas 10 GWh pertama. Sisanya, 20 GWh, akan dilanjutkan oleh Huayou.
Hingga kini, investasi yang telah masuk mencapai 1,2 miliar dolar AS (sekitar Rp20,2 triliun). Huayou akan mengisi porsi terbesar dari sisa investasi, yaitu 8,6 miliar dolar AS (sekitar Rp145,2 triliun). (rdr/ant)

















