“Ini bukan sekadar kontes ayam. Ini adalah cerita tentang jati diri masyarakat Solok. Tentang mereka yang mencintai, merawat, dan menanamkan nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Menurut Candra, kontes ini sejatinya adalah bagian dari tradisi lama masyarakat Solok yang telah lama hidup di tengah komunitas, terutama di nagari-nagari penghasil ayam Kukuek Balenggek.
Acara yang digelar oleh komunitas Pencinta Ayam Kukuek Balenggek berlangsung meriah dengan diikuti ratusan peserta dari berbagai nagari. Antusiasme warga tampak melalui sorak-sorai, tepuk tangan, dan tawa yang menghidupkan suasana.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang merawat kebudayaannya. Hari ini, Solok menunjukkan bahwa ia besar bukan hanya karena alamnya yang indah, tetapi juga karena budayanya yang berakar kuat,” ucap Candra. (rdr/ant)

















