“Kami mencermati adanya kekhawatiran dari pelaku usaha muda bahwa proses konsolidasi BUMN melalui entitas seperti Danantara berpotensi mengurangi ruang bagi UMKM dalam kemitraan yang selama ini telah terjalin. HIPMI ingin memastikan bahwa pengusaha muda dan UMKM tidak menjadi penonton dalam proses transformasi ini,” ujar Anthony pada keterangannya, Sabtu (17/5/2025).
Anthony menegaskan bahwa UMKM bukan sekadar pelengkap dalam sistem ekonomi nasional, melainkan mitra strategis yang telah memberikan kontribusi nyata pada operasional BUMN di berbagai sektor, mulai dari pengadaan barang dan jasa, konstruksi, logistik, hingga layanan kreatif dan teknologi.
“Transformasi BUMN seharusnya menjadi momentum untuk memperluas akses, meningkatkan transparansi, menciptakan persaingan yang sehat, serta memperkuat kolaborasi antara BUMN dan pelaku usaha muda di seluruh Indonesia. Jangan sampai, karena konsolidasi ini, pelaku usaha swasta terutama UMKM malah tersisih. HIPMI sebagai organisasi pengusaha muda ingin mencetak kader yang mampu menembus jajaran 30 orang terkaya di Indonesia. Jika iklim usahanya tertutup dan penuh hambatan, anak-anak muda bisa kehilangan semangat berwirausaha dan lebih memilih menjadi pejabat atau bisa menyerah jadi PNS,” tegasnya.
Anthony juga mengapresiasi Komisi VI DPR RI yang dinilai secara konsisten berpihak pada pengusaha muda dan UMKM. Ia berharap komunikasi dan sinergi antara DPR RI, pemerintah, BUMN, serta komunitas usaha muda dapat terus ditingkatkan untuk memastikan semua pihak mendapatkan kesempatan yang adil dalam proses pembangunan.
“Kami mendorong agar DPR tidak hanya berperan sebagai policy enabler, tetapi juga menjadi motor penggerak dalam menciptakan ekosistem usaha yang lebih sehat dan terbuka, khususnya bagi generasi pengusaha muda,” tambahnya. (rdr)
















