Penelitian dari Lancet Reg Health Southeast Asia (2022) menunjukkan, sebagian besar kasus hidden hunger terkait dengan kekurangan zat besi, vitamin A, atau yodium pada anak.
Data Food and Agriculture Organization (FAO) menyebutkan, sebanyak dua miliar orang atau sekitar satu dari tiga orang mengalami defisiensi mikronutrien.
Di Indonesia sendiri, satu dari tiga anak berisiko mengalami kekurangan zat besi, yang dapat mengganggu perkembangan otaknya (Laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2017).
Kondisi ini sering memengaruhi anak-anak, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupannya atau hingga usia 2 tahun.
Hidden hunger pada anak juga bisa terjadi bersamaan dengan bentuk malnutrisi lainnya. Kondisi ini dikenal dengan istilah triple burden malnutrition. (rdr/hellosehat)

















