Ia menambahkan, BNPB terus melakukan edukasi ke berbagai daerah bahwa ketidakpastian waktu terjadinya megathrust bukan alasan untuk lengah.
“Ini seperti kematian. Tidak ada yang tahu kapan datangnya. Maka yang bisa kita lakukan adalah mempersiapkan diri,” ujarnya.
Salah satu bentuk kesiapan itu, lanjutnya, adalah mengetahui langkah-langkah mitigasi, seperti jalur evakuasi, titik kumpul, dan cara bertindak saat terjadi gempa atau tsunami.
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Padang Panjang, Suaidi Ahadi, menjelaskan bahwa patahan megathrust di wilayah Sumbar diperkirakan dapat memicu gempa dengan magnitudo hingga 8,9 yang berpotensi disertai tsunami.
Penjelasan ini, menurut Suaidi, bukan untuk menimbulkan ketakutan, melainkan bagian dari edukasi mitigasi yang harus dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat. (rdr/ant)

















