Namun, Marselina mengakui masih ada tantangan dalam pelaksanaan program pembinaan, salah satunya insiden di Lapas Bukittinggi yang melibatkan konsumsi alkohol 70 persen oleh sejumlah WBP.
“Peristiwa itu bukan karena kelalaian atau penyelundupan dari luar. Alkohol tersebut adalah bahan baku pembuatan parfum dalam program pelatihan WBP. Sayangnya, disalahgunakan untuk konsumsi yang membahayakan,” jelasnya.
Ia menyatakan rasa duka mendalam atas kejadian tersebut dan menyebutkan bahwa pihak lapas langsung membawa WBP yang terdampak ke rumah sakit untuk penanganan medis.
Menindaklanjuti kejadian ini, Kanwil Ditjenpas Sumbar telah membentuk tim investigasi internal, memindahkan beberapa WBP, serta mengalihkan tugas sejumlah pejabat di Lapas Bukittinggi untuk memperlancar penyelidikan.
“Kami berkomitmen penuh untuk evaluasi menyeluruh dan peningkatan sistem pengawasan, demi menjaga keselamatan dan keberlanjutan program pembinaan di seluruh lapas,” tutup Marselina. (rdr/ant)
















