Pembangunan kampung haji juga dinilai sejalan dengan kebutuhan Arab Saudi untuk menarik investasi, sementara Indonesia sebagai pengirim jemaah haji dan umrah terbesar sangat berkepentingan memiliki infrastruktur permanen di sana.
Mustolih menyebut BPKH sebagai pihak paling relevan untuk mendanai proyek ini, mengingat lembaga tersebut mengelola dana setoran awal haji yang kini mencapai sekitar Rp179 triliun dari 5,2 juta pendaftar.
Selain itu, ia mendorong pelibatan Danantara—super holding BUMN dengan kapitalisasi dana lebih dari Rp1.000 triliun—untuk berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur haji dan umrah yang dinilai sangat potensial dan berkelanjutan.
“Setiap tahun, sekitar 221 ribu orang berangkat haji dan 1 juta orang umrah. Putaran ekonominya sangat besar dan tidak dimiliki negara lain sebesar Indonesia,” jelasnya.
Komnas Haji optimistis dengan dukungan dua sumber pendanaan tersebut, proyek kampung haji dapat segera terwujud. Namun, Mustolih juga membuka peluang masuknya skema investasi dari sumber lainnya. (rdr/ant)

















