Langkah ini dinilai efektif, terbukti menurunkan angka kematian hingga 75 persen pada musim haji 2024 dibanding tahun sebelumnya. Arab Saudi pun mengapresiasi kebijakan ini, termasuk sistem digitalisasi data kesehatan jamaah dan jalur rujukan cepat untuk kasus darurat seperti serangan jantung dan stroke.
“Sekarang rumah sakit di Arab Saudi lebih terbuka untuk jamaah kita, termasuk yang berada di dalam Masjidil Haram. Mereka bahkan akan menambah tenaga kesehatan yang bisa berbahasa Indonesia,” tambah Budi.
Ia juga menegaskan bahwa sinergi antara Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama terus diperkuat demi memastikan seluruh jamaah benar-benar siap secara fisik dan mental sebelum berangkat ke Tanah Suci.
Sebagai informasi, gelombang pertama keberangkatan jamaah haji Indonesia dijadwalkan mulai 2 Mei 2025. Indonesia mendapat kuota 221.000 jamaah, terdiri dari 203.320 haji reguler dan 17.680 haji khusus. (rdr/ant)
















