“Usmar Ismail bukan hanya sutradara, tetapi juga penulis dan budayawan besar yang melahirkan banyak sineas hebat. Karyanya adalah harta budaya yang tak ternilai,” tegasnya.
Fadli juga menyampaikan bahwa beberapa karya Usmar Ismail seperti Darah dan Doa, Tiga Dara, dan Lewat Jam Malam telah direstorasi dan didigitalisasi untuk pelestarian warisan budaya bangsa.
Sementara itu, Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias mengatakan pengenalan Usmar Ismail akan dimulai dari kalangan pelajar melalui perlombaan menulis cerita tentang sang pahlawan.
“Jalan ini memiliki nilai historis karena Bukittinggi dulunya punya gedung kesenian dan tiga bioskop. Panjang Jalan Usmar Ismail sekitar 150 meter dan berada di kawasan strategis kota,” kata Ramlan. (rdr/ant)

















