Untuk kebutuhan konsumsi, Kemenag menggandeng 55 perusahaan katering di Makkah dan 21 perusahaan di Madinah. Total 127 kali makan akan diberikan kepada jamaah, dengan perincian:
– 84 kali makan di Makkah,
– 15 kali saat puncak haji (Armuzna),
– 27 kali di Madinah.
“Secara keseluruhan, kami menyiapkan 25,8 juta boks makanan,” kata Muchlis. Ia menambahkan, 475 ton dari 611 ton bumbu yang dibutuhkan telah dipasok dari Indonesia, sebagai bagian dari upaya memprioritaskan produk dalam negeri.
Khusus periode 7–15 Zulhijah, saat distribusi makanan berpotensi terganggu karena kepadatan lalu lintas di Makkah, Kemenag menyiapkan makanan siap saji produksi dalam negeri seperti rendang dan opor. Saat ini, sudah tersedia 2,4 juta paket makanan siap saji.
Untuk pertama kalinya, Kemenag menggandeng delapan perusahaan guna memastikan kelancaran layanan jamaah selama puncak ibadah haji (8–13 Zulhijah). Layanan ini mencakup sejak kedatangan jamaah hingga pemulangan mereka ke tanah air.
“Delapan perusahaan itu akan bertanggung jawab penuh mendampingi jamaah selama proses puncak ibadah, termasuk di Arafah, Muzdalifah, dan Mina,” pungkas Muchlis. (rdr/ant)

















