Kehadiran Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, semakin memeriahkan turnamen tersebut. Fadli menyatakan dukungan penuhnya terhadap kegiatan yang dinilainya sangat positif karena mengintegrasikan elemen olahraga dengan pelestarian budaya.
“Kegiatan ini adalah kegiatan tentu saja yang sangat positif, dan kami sangat mendukung karena juga ditambah dengan beberapa kegiatan budaya khususnya dalam hal ini ada permainan-permainan budaya yang merupakan juga warisan budaya dari ranah minang seperti KIM,” ungkap Fadli Zon di lokasi yang sama.
Menteri Kebudayaan juga menekankan nilai edukasi dan pelestarian pengetahuan yang terkandung dalam KIM.
“Permainan KIM ini sebenarnya sarat dengan pengetahuan karena di dalam permainan itu ada informasi-informasi, ada literasi, ada edukasi, ada peristiwa-peristiwa sejarah dan lain-lain yang dimainkan secara menarik dengan musik,” paparnya.
Wadah Pemersatu Perantau Minang
Turnamen Golf IKM 2025 ini menandai tonggak penting bagi organisasi IKM yang kini telah berkembang hampir di seluruh Indonesia.
Fadli Zon mengapresiasi perkembangan tersebut sebagai bentuk nyata semangat persatuan masyarakat Minang di perantauan.
“Ini baru pertama kali saya kira didirikan, menyatukan seluruh warga minang yang ada di perantauan khususnya dari Aceh sampai Papua, dan hampir sekarang ini terbentuk di seluruh provinsi sudah lebih dari 30 provinsi dan sebagian besar kabupaten, kota bahkan sudah ke tingkat kecamatan,” ujar Fadli.
Menurut Fadli, IKM tidak hanya berfungsi sebagai wadah silaturahmi tetapi juga sebagai jaringan yang memungkinkan para perantau Minang untuk saling mengenal, bekerjasama, dan membangun networking yang kuat.
Lebih dari itu, IKM juga berkomitmen untuk memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar di manapun mereka berada.
“Selain itu juga selalu bermanfaat bagi warga sekitar, bagi warga lokal dan selalu berpadu, bersatu dengan warga dimanapun para perantau ini ada. Jadi dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung,” tutupnya, mengutip pepatah Minang yang terkenal. (rdr)

















