Untuk mendukung target tersebut, pemerintah daerah akan menyalurkan berbagai bantuan, seperti benih, pupuk, dan obat-obatan melalui dana APBN. Selain itu, juga tersedia pupuk bersubsidi serta dukungan dari para penyuluh pertanian.
“Penyuluh aktif mengingatkan petani untuk tidak menggunakan benih murah yang tidak jelas asal-usulnya. Benih berkualitas buruk akan membuat tanaman mudah terserang penyakit dan hasil panennya rendah,” jelas Doddy.
Jagung dinilai sebagai komoditas yang potensial karena masa panennya yang singkat—hanya empat hingga enam bulan—dan harga yang relatif stabil di pasaran. Tak heran jika tanaman ini semakin diminati petani di daerah tersebut.
Doddy juga menyebutkan bahwa Pasaman Barat merupakan salah satu sentra produksi jagung terbesar di Sumatera Barat. (rdr/ant)





















