Inisiatif Nagari Creative Hub yang dikembangkan bersama Gubernur Sumatera Barat dirancang untuk merangkul seluruh potensi lokal di daerah dan memberikan dukungan pada UMKM melalui pendekatan digital.
“Untuk digital UMKM, pola perekonomian di Sumbar ini menarik. Kita akan mendorong investasi besar, tetapi kita tidak lupa untuk menjaga buffer-nya,” kata Vasko menjelaskan strategi pemerintah provinsi.
Vasko juga menyoroti keunikan Sumatera Barat dari sisi indeks gini ratio yang tergolong rendah di Indonesia, yakni 0,287. Indeks ini menunjukkan tingkat kesenjangan ekonomi yang relatif kecil di provinsi tersebut.
“Kita bisa lihat data gini ratio, 0,287, itu di Indonesia termasuk yang paling kecil. Sekarang, di Sumbar ini, kita cari orang yang paling kurang mampu di Sumbar ini, itu masih bisa makan, itu berbeda dengan daerah lain,” terangnya.
Menurut Wagub, fenomena tersebut menjadi pertimbangan penting dalam pengembangan strategi ekonomi daerah. “Jadi yang kita perlukan adalah, di saat kita mendukung investasi besar masuk ke Sumbar, kita perlu menjaga buffer-nya,” lanjutnya.
Program Nagari Creative Hub hadir sebagai solusi untuk memperkuat ekonomi lokal dengan memanfaatkan keberagaman potensi di setiap wilayah.
“Jangankan di tiap kabupaten dan kota, di tiap Nagari itu memiliki potensi lokal yang berbeda. Itu yang kita gemborkan ke dunia, bahwa penguatan potensi lokal kita melalui hal-hal berbasis digital,” ujar Vasko. (rdr/adpsb)
















