Apa yang membedakan bedah ini dengan bedah-bedah sebelumnya?
Perbedaan utama antara bedah minimal invasif dan bedah terbuka tradisional adalah ukuran sayatan. Bedah terbuka memerlukan sayatan besar untuk memberikan akses langsung ke organ atau area yang dioperasi.
“Sebaliknya, bedah minimal invasif menggunakan sayatan kecil dan mengandalkan visualisasi melalui kamera serta instrumen khusus yang dimasukkan melalui sayatan tersebut,” jelas dr Dewi.
Perbedaan lainnya meliputi:
- Trauma jaringan: Bedah minimal invasif menyebabkan trauma jaringan yang jauh lebih sedikit dibandingkan bedah terbuka.
- Visualisasi: Bedah minimal invasif menggunakan kamera untuk memberikan pandangan yang diperbesar dan detail dari area operasi di monitor, yang mungkin tidak selalu didapatkan pada bedah terbuka.
- Presisi: Beberapa teknik minimal invasif, terutama yang dibantu robot, dapat menawarkan tingkat presisi dan kontrol yang lebih tinggi.
- Pemulihan: Waktu pemulihan dan rawat inap secara signifikan lebih pendek pada bedah minimal invasif.
- Bekas luka: Bedah minimal invasif menghasilkan bekas luka yang jauh lebih kecil dan tidak terlalu mencolok.
Sementara itu, teknologi ini bisa di pakai untuk berbagai macam penyakit. Beberapa contoh penyakit dan kondisi yang sering ditangani dengan bedah minimal invasif meliputi:
- Penyakit kandung empedu: Batu empedu, kolesistitis.
- Penyakit usus buntu: Apendisitis.
- Hernia: Hernia inguinal, hernia umbilikalis, hernia hiatus.
- Penyakit organ reproduksi wanita: Kista ovarium, fibroid rahim, endometriosis, kanker rahim, kanker ovarium (pada stadium awal).
- Penyakit saluran kemih: Batu ginjal, tumor ginjal, pembesaran prostat (BPH), kanker prostat (pada stadium awal).
- Penyakit paru-paru dan mediastinum: Tumor paru kecil, efusi pleura, pneumotoraks, mediastinitis.
- Penyakit usus besar dan rektum: Kanker kolorektal, penyakit Crohn, kolitis ulserativa.
- Obesitas morbid: Bedah bariatrik seperti sleeve gastrectomy dan gastric bypass.
- Penyakit adrenal: Tumor kelenjar adrenal.
- Beberapa jenis kanker: Terutama pada stadium awal dan terbatas.
“Penting untuk dicatat bahwa tidak semua kondisi medis cocok untuk bedah minimal invasif. Keputusan untuk menggunakan teknik ini bergantung pada jenis penyakit, stadium penyakit, kondisi umum pasien, dan keahlian ahli bedah,” jelasnya. (rdr)
