KESEHATAN, RADARSUMBAR.COM – Pakaian bukan hanya pelindung tubuh, tetapi juga bagian dari identitas dan gaya hidup. Namun, tidak semua bahan kain yang kita gunakan setiap hari aman bagi kesehatan.
Beberapa bahan sintetis dapat mengandung zat kimia berbahaya yang dapat memicu alergi, iritasi kulit, bahkan gangguan kesehatan jangka panjang.
Berikut penjelasan tentang lima bahan kain yang patut diwaspadai serta dampaknya bagi kesehatan tubuh.
1. Poliester
Poliester adalah bahan sintetis yang banyak digunakan karena daya tahan dan kemampuannya menahan kerutan. Namun, di balik keunggulannya, poliester menyimpan beberapa risiko:
- Mengandung bahan kimia beracun: Proses produksinya menggunakan etilen glikol dan tereftalat, yang dapat melepaskan zat beracun ke kulit dan memicu iritasi atau alergi.
- Menahan kelembapan: Kain poliester tidak menyerap keringat, menciptakan lingkungan lembap yang ideal untuk pertumbuhan bakteri dan jamur.
- Melepaskan mikroplastik: Saat dicuci, poliester menghasilkan partikel mikroplastik yang bisa mencemari air dan kembali ke tubuh manusia melalui rantai makanan.
2. Nilon
Bahan sintetis lainnya yang umum ditemukan dalam pakaian olahraga dan stoking ini juga perlu diwaspadai:
- Iritasi kulit: Nilon bisa memicu ruam atau gatal, terutama bagi pemilik kulit sensitif.
- Kandungan bahan kimia: Diproduksi menggunakan asam adipat dan heksametilendiamin yang dapat meninggalkan residu pada kain.
- Tidak menyerap keringat: Seperti poliester, nilon membuat kulit tetap lembap dan rentan terhadap infeksi.
3. Akrilik
Akrilik dikenal sebagai alternatif murah dari wol. Meski tampak nyaman, ada risiko yang tersembunyi:
- Bahan kimia berbahaya: Proses produksinya menggunakan akrilonitril yang dikategorikan sebagai zat karsinogenik.
- Melepaskan serat halus: Serat halus ini bisa terhirup dan memicu gangguan pernapasan, terutama bagi penderita asma.
- Kurang bernapas: Sirkulasi udara buruk membuat kulit cepat panas dan berkeringat.
4. Rayon
Rayon berasal dari selulosa kayu dan kerap dianggap sebagai bahan ramah lingkungan. Namun kenyataannya:
- Produksi menggunakan zat berbahaya: Karbon disulfida yang digunakan dalam proses produksi dapat merusak sistem saraf.
- Residu bahan kimia: Sisa zat kimia bisa tetap menempel dan memicu reaksi alergi.
- Cepat rusak: Mudah aus dan tidak tahan lama, sehingga meningkatkan limbah pakaian.
5. Spandeks (Elastane)
Digemari karena elastisitasnya, spandeks banyak digunakan dalam pakaian olahraga dan pakaian dalam. Tapi bahan ini juga memiliki sisi negatif:
- Reaksi alergi: Dapat menyebabkan ruam dan gatal bagi sebagian orang.
- Menahan panas dan lembap: Kurang ventilasi membuatnya rentan menjadi tempat berkembangnya bakteri.
- Proses produksi berbahaya: Menggunakan bahan seperti diisosianat yang bisa menyebabkan iritasi dan masalah pernapasan.
Untuk melindungi diri dari dampak negatif bahan sintetis, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:
- Pilih bahan alami. Gunakan pakaian dari katun organik, linen, atau wol yang lebih ramah kulit dan lingkungan.
- Cuci sebelum digunakan. Pakaian baru seringkali masih mengandung sisa bahan kimia dari pabrik. Mencucinya terlebih dahulu bisa mengurangi risiko iritasi.
- Hindari pakaian ketat. Gesekan kain dengan kulit bisa memperparah reaksi alergi. Pilih pakaian longgar yang nyaman dipakai sehari-hari.
- Periksa label bahan. Bacalah label pada pakaian untuk mengetahui komposisinya, dan hindari bahan yang berpotensi berbahaya bagi kulit Anda.
Menurut pafigorontalokota.org, kesadaran masyarakat terhadap potensi bahaya bahan sintetis masih rendah. Edukasi mengenai pilihan bahan pakaian yang lebih sehat perlu terus digalakkan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat alergi atau kulit sensitif. (rdr/klikdokter)

















