“Ini bukan sekadar angka, tetapi jeritan yang menunjukkan bahwa budaya patriarki masih mencengkeram ruang hidup perempuan di rumah, di tempat kerja, hingga ruang digital,” katanya.
Ia menegaskan DPR RI akan terus menjadi mitra strategis dalam mendorong lahirnya kebijakan yang berpihak pada perempuan.
“Hari Kartini harus menjadi momentum konsolidasi nasional. Perjuangan perempuan adalah perjuangan bangsa. DPR akan terus mendukung setiap langkah perempuan Indonesia agar bisa hidup setara, aman, dan sejahtera,” tegas Puan.
Mengakhiri pernyataannya, perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini mengingatkan bahwa peringatan Hari Kartini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan pengingat akan perjuangan panjang perempuan Indonesia.
“Ini bukan hanya tentang mengenang, tapi tentang meneruskan perjuangan Ibu Kartini yang membuka jalan bagi perempuan untuk berpendidikan, berpikir bebas, dan berperan aktif di ruang publik,” tutupnya. (rdr/ant)

















