Gotong royong difokuskan pada pembersihan sungai sepanjang 700 meter dan muara Batang Ulakan yang tertutup pasir serta dipenuhi pohon liar di sisi kiri dan kanan sungai. Kondisi tersebut selama ini menyebabkan aliran air terganggu dan mengakibatkan banjir saat musim hujan.
Dengan dibukanya muara dan normalisasi aliran sungai, pemerintah daerah berharap potensi banjir dapat diminimalkan. Pembersihan akan dilanjutkan hingga Minggu (20/4).
Bupati mengklaim kegiatan ini sebagai gotong royong terbesar di Indonesia dalam skala pembersihan lingkungan karena melibatkan ribuan peserta dari lintas sektor—termasuk instansi pemerintah, BUMN, swasta, ormas, hingga masyarakat umum.
“Ini bukan soal jumlah, tapi kualitas dan hasil dari gotong royong ini yang kami harapkan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Kami ingin rumah warga tak lagi terendam banjir tiap musim hujan,” tutupnya. (rdr/ant)
















