“Kapal itu sejak dikirim dari Lumajang, Jawa Timur, belum pernah dirawat secara menyeluruh. Kami hanya bisa mengecat bagian atas, sementara bagian bawah kapal tidak bisa dijangkau, padahal banyak teritip menempel,” ujarnya.
Sejak tiba di Pariaman pada 2019, kapal yang awalnya direncanakan untuk mendukung sektor pariwisata ini hanya sesekali digunakan untuk kegiatan wisata keliling pulau. Beberapa opsi pemberdayaan kapal berkapasitas 24 penumpang itu sempat muncul, seperti menyewakannya untuk wisata pulau atau bagi wisatawan yang hobi memancing.
Kepala Dishub sebelumnya, Yanrileza, mengatakan kapal tersebut sempat direncanakan untuk mendukung kerja sama dengan pelaku wisata. Namun rencana itu tertunda akibat pandemi COVID-19 dan kapal hingga kini tetap dijangkar di sekitar Pulau Angso Duo.
Meski jarang digunakan, kapal itu sempat menjadi bagian dari kegiatan simbolis saat Komunitas Merah Putih Pariaman (KMPP) mengibarkan Bendera Merah Putih di bawah laut di Pulau Bando, pada 15 Agustus 2020, dalam rangka memperingati HUT ke-75 Kemerdekaan RI. (rdr/ant)

















