“Warga di sini awalnya petani serabutan. Setelah ada program ini, kami rekrut bekerja di sini. Dampak (Program MBG) ada peningkatan tenaga kerja dan perekonomian masyarakat,” kata Sandi.
Wujudkan Ekonomi Sirkuler
Di sela kunjungan ke peternakan Nusa Dairy, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Dedek Prayudi menyebut Program MBG terbukti dapat mewujudkan ekonomi sirkuler dengan memberdayakan UMKM masyarakat.
“Di sini misalnya ada peternakan sapi, ada pekerjanya, sapi-sapi juga diberikan pakan dan lain-lain, inilah wujud ekonomi sirkuler yang menggerakkan roda ekonomi, membuka lapangan pekerjaan, yang menghidupkan para penjual pakan, peternak, dan di sini hasilnya dibeli oleh koperasi, jadi koperasi di sini juga hidup,” kata Uki, sapaannya.
Menurut Uki, ekonomi sirkuler menjadi semakin berkembang karena dana yang dialokasikan untuk Program MBG sebesar Rp71 triliun dan 85% di antaranya untuk membeli bahan baku yang sebagian besar diproduksi oleh UMKM di sekitar SPPG.
Selama ini di beberapa daerah banyak ditemukan ternak atau lahan menganggur karena tidak ada offtaker (pembeli) dari hasil peternakan atau pertanian.
Program MBG hadir untuk memberdayakan masyarakat yang dapat mengumpulkan hasil usahanya ke koperasi sebagai offtaker pertama untuk menjual ke SPPG sehingga ekonomi sirkuler dapat terus berjalan secara berkelanjutan.
“Di sini koperasi berfungsi sebagai offtaker pertama, sebagai pengepul, tidak ada tengkulak, tidak ada perantara-perantara yang sifatnya bisa menekan para peternak atau petani, tetapi langsung ke koperasi yang itu milik masyarakat juga,” ujar Uki. (rdr/pco)
















