PADANG, RADARSUMBAR.COM – Pelatih Semen Padang FC (SPFC), Eduardo Almeida, mengakui timnya masih bermasalah saat melakukan transisi ke pertahanan, terutama ketika Kabau Sirah bermain menyerang di laga-laga terakhir.
“Ketika kami memutuskan untuk menyerang demi menang, justru muncul masalah saat transisi ke belakang,” ujar Almeida pada sesi post match press conference, Kamis (17/4/2025) sore.
Pelatih asal Portugal itu tak menampik bahwa Tim Kabau Sirah kerap kebobolan, terutama di 10 menit akhir pertandingan. Menurutnya, kondisi tersebut terjadi karena lini belakang belum siap mengantisipasi serangan balik lawan.
“Ketika tertinggal dan ingin membalikkan keadaan, kami harus ambil risiko besar. Ini tantangan tersendiri,” kata pelatih pemegang lisensi UEFA Pro itu.
Almeida menjelaskan, di paruh musim pertama memakai strategi bermain terbuka tidak digunakan karena pertimbangan situasi. Namun, memasuki paruh kedua, tim harus lebih agresif demi keluar dari zona degradasi.
Nama-nama seperti Irkham Mila dan Firman Juliansyah dimaksimalkan untuk eksploitasi sisi sayap lawan, guna mendukung Ridwan atau Cornelius Stewart dan Bruno Gomes di lini depan.
“Kalau posisi klasemen sudah lebih aman, tentu kami bisa bermain lebih tenang dan tidak harus ambil risiko sebesar ini,” jelasnya.
Menghadapi lima laga krusial ke depan, Almeida membuka opsi menarik pemain tengah seperti Rosad Setiawan ke lini belakang jika ada pemain bertahan yang absen.
“Kalau ada yang cedera atau tidak siap, mau tak mau kita lakukan rotasi itu,” tegasnya.
Semen Padang FC dijadwalkan menjalani lima laga berat di sisa musim, yakni menghadapi Persija Jakarta (27 April), Madura United (4 Mei), Persebaya (11 Mei), Persik Kediri (18 Mei) dan terakhir Arema FC (24 Mei 2025). (rdr)

















