Maigus Nasir juga menekankan pentingnya bagi mahasiswa untuk memahami sejarah lokal. Menurutnya, Sumatera Barat memiliki sejarah lokal yang kuat, termasuk melahirkan dua tokoh perempuan yang memimpin Kabupaten Dharmasraya saat ini.
“Bung Karno mengatakan bahwa Indonesia terang benderang bukan karena mercusuar dari Jakarta, tetapi karena lilin-lilin kecil di penjuru negeri. Ini bermakna bahwa tokoh lokal di desa, dusun, dan nagari sangat berperan besar dalam membesarkan bangsa,” ujarnya.
“Kami meminta kepada mahasiswa untuk memahami sejarah lokal ini, pahami dan pelajari karena ini sangat penting untuk menentukan arah pembangunan Indonesia ke depan,” pungkas Wawako.
Sementara itu, Ketua HIMA Prodi Pendidikan Sejarah Fahdatul Huriyah menyampaikan bahwa PENTAS ke-VIII bukan sekadar ajang perlombaan, melainkan juga ruang ekspresi dan pembuktian bahwa mahasiswa, khususnya perempuan, adalah agen penggerak peradaban.
“Dalam PENTAS 2025 ini, kami mengadakan berbagai lomba seperti menulis esai, pidato, debat, futsal, bola voli, solo song, hingga video kreatif sejarah,” sebut Fahdatul. (rdr/pr-pdg)

















