- Diversifikasi pasar ekspor, khususnya ke Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan
- Diplomasi perdagangan berbasis solidaritas, untuk membentuk blok dagang alternatif dengan nilai kemanusiaan
- Kebijakan fiskal ekspansif yang tepat sasaran, khususnya di sektor padat karya dan pasar domestik
- Penguatan industri dalam negeriuntuk mengurangi ketergantungan pada pasar ekspor utama
Selain itu, Indonesia dapat menginisiasi forum internasional yang membahas etika perdagangan global—sebuah upaya untuk menyeimbangkan logika pasar dengan nurani kemanusiaan.
Dunia berada di persimpangan sejarah. Di satu sisi, stabilitas ekonomi menjadi kebutuhan mutlak. Di sisi lain, suara-suara kemanusiaan tengah tenggelam di bawah beban diplomasi dan ketakutan.
Kebijakan tarif Trump bukan sekadar soal neraca perdagangan. Ia mencerminkan arsitektur kekuasaan global yang memungkinkan kekejaman tetap berlangsung, selama angka ekonomi terlihat “stabil”.
Indonesia—dan dunia—harus sadar bahwa menolak tarif sepihak dan berdiri bersama Gaza bukanlah dua agenda terpisah, melainkan satu perjuangan yang sama untuk menjaga integritas dunia yang manusiawi.
“Sudah saatnya kita melihat ekonomi bukan hanya sebagai soal angka, tetapi sebagai ruang moral. Karena hari ini, Gaza sedang menguji siapa kita sebenarnya.” (**)

















