“Ini adalah alek gadang bagi kami. Kami ingin marwah adat Nagari Unggan kembali ditegakkan, mulai dari upacara turun mandi (tanambali), prosesi pernikahan adat, hingga adat lainnya. Kami berharap budaya ini tetap hidup dan melekat pada generasi muda,” ujarnya.
Dt. Rajo Indoputo juga menjelaskan bahwa Nagari Unggan terdiri dari lima suku yaitu: Caniago, Malayu, Bendang, Piliang, dan Mandailing.
“Sebagai ninik mamak, kami berkewajiban menjaga dan menghidupkan kembali adat lamo pusako usang yang diwariskan oleh leluhur,” tambahnya.
Ketua pelaksana acara, Dt. Bagindo Tanameh, melaporkan bahwa festival ini bisa terselenggara berkat dukungan penuh dari H. Daswanto, SE melalui dana Pokok Pikiran (Pokir) DPRD.
“Kami berharap festival ini bisa menjadi agenda tahunan untuk melestarikan budaya, mempererat silaturrahmi, mempromosikan wisata budaya, serta menjadi hiburan bagi perantau yang pulang kampung saat lebaran,” ungkapnya.
Wali Nagari Unggan, Sisyoni Gusmanto, turut mengapresiasi terselenggaranya festival ini.
“Meski kami berada di ujung Kabupaten Sijunjung, kami tidak ingin menjadi nagari yang tertinggal. Pemerintahan nagari terus berkomitmen memberikan yang terbaik, tentu saja dengan dukungan semua pihak,” pungkasnya. (rdr)

















