Kendati meningkat, inflasi pada bulan yang bersamaan dengan momentum Ramadhan dan Idulfitri tersebut, masih berada pada level yang terkendali didukung oleh terjaganya harga pangan di masa Ramadan dan Idulfitri.
Berdasarkan komponen, inflasi inti tercatat stabil pada level 2,48% (yoy). Sebagian besar kelompok pengeluaran meningkat, terutama kelompok pakaian dan alas kaki seiring meningkatnya permintaan jelang Idulfitri.
Inflasi pangan bergejolak tercatat sebesar 0,37% yang didorong oleh penurunan harga beras dan produk unggas.
Meskipun demikian, beberapa komoditas pangan tercatat meningkat secara bulan ke bulan karena peningkatan permintaan menjelang Idulfitri.
Di sisi lain, komponen harga diatur Pemerintah tercatat masih mengalami deflasi sebesar 3,16% (yoy), lebih rendah dari angka deflasi Februari 2025.
Hal ini dipengaruhi oleh berakhirnya tarif diskon listrik di bulan Maret dan terjadinya inflasi tarif angkutan antarkota di masa mudik.
Sementara, upaya kebijakan PPN DTP tiket pesawat menyebabkan terjadinya deflasi secara bulan ke bulan pada tarif angkutan udara.
“Inflasi Maret 2025 terus dijaga agar terkendali, khususnya untuk harga pangan agar tetap stabil di masa Ramadan dan Idulfitri.”
“Selain itu, berbagai insentif yang diberikan seperti diskon tarif tol dan PPN DTP Tiket Pesawat di masa HBKN Ramadan dan Idulfitri berkontribusi menahan kenaikan inflasi, sehingga diharapkan dapat menopang pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2025,” ujar Febrio.
Ke depan, lanjut Febrio, pemerintah akan terus konsisten dalam menerapkan kebijakan untuk menjaga angka inflasi agar berada dalam rentang sasaran inflasi, utamanya inflasi pangan melalui koordinasi TPIP dan TPID.
Stabilitas harga bahan pangan pokok seperti beras terus diupayakan dengan menjaga dan melakukan pengawasan stok pangan, termasuk dalam menjaga target penyerapan gabah/beras di masa panen raya dalam mewujudkan cita-cita ketahanan pangan. (rdr/infopublik)

















