Sabar AS menilai keberadaan planetarium ini memberikan pengalaman unik bagi pengunjung yang ingin memahami fenomena astronomi langsung dari titik nol garis equator.
“Pengunjung dapat menikmati berbagai wahana edukatif seperti simulasi pergerakan bintang, perjalanan tata surya, hingga penjelasan mengenai sejarah perkembangan ilmu astronomi.”
“Ditambah lagi, suasana di sekitar planetarium yang asri dan sejuk membuat tempat ini cocok sebagai destinasi wisata keluarga,” kata Sabar AS dikutip dari Antara, Selasa.
Selain menjadi pusat edukasi, Planetarium Equator juga berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.
Dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung, sektor UMKM lokal seperti kuliner, penginapan, dan suvenir turut berkembang.
“Hal ini sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya menitikberatkan pada aspek ilmu pengetahuan, tetapi juga kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat,” katanya.
Dengan keberhasilan ini, Bupati Pasaman, Sabar AS, dinilai sebagai sosok pemimpin yang memiliki visi jelas dalam membangun daerahnya.
Kemampuannya dalam melihat peluang dan memperjuangkan proyek ini hingga terealisasi patut menjadi contoh bagi kepala daerah lainnya.
“Planetarium Equator di Bonjol bukan sekadar tempat wisata, melainkan simbol dari bagaimana inovasi dan sejarah bisa berpadu untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan daerah,” tutupnya. (rdr/ant)

















