“Ini dibutuhkan untuk pasien-pasien emergency dalam melakukan cuci darah yang cukup tinggi akhir-akhir ini. Kita juga prihatin dengan hal itu. Dengan kapasitas yang ada saat ini, kita harus membuka layanan shift ketiga untuk saat ini,” jelasnya.
Disisi lain, SPH menjadi salah satu rujukan di Sumatera Barat dalam melakukan cuci darah, ke arah selatan dan utara, seperti Jambi, pasaman, Muaro Bungo.
“SPH juga didukung oleh spesialis penyakit dalam sub spesialis ginjal hipertensi dan ada dokter umum tersertifikasi hemodialisa dan semua perawat juga sudah memiliki sertifikasi hemodialisa.”
“Selain dari fasilitas yang lengkap dan kompetensi petugas yang selalu kita fokuskan dalam meningkatkan layanan penunjang di rumah sakit kita,” jelasnya.
Selain itu, SPH juga akan segera melaunching Hemodiafiltrasi (HDF) yang merupakan teknologi terbaru dalam cuci darah, sehingga bisa menciptakan kualitas dari cuci darah itu sendiri.
“Kedepan kita juga berencana menambah mesin cuci darah hingga 15 buah dalam tahun depan,” jelasnya.
Sementara itu, untuk pasien yang banyak melakukan cuci darah di SPH pada umumnya pasien dengan usia 40 an.
“Untuk pasien yang banyak melakukan cuci darah rata-rata pasien usia 40 an ke atas dengan penyakit yang sudah berkomplikasi dengan penyakit lain.”
“Sementara untuk pasien muda yang melakukan cuci darah tercatat di usia 20 an. Penyebabnya kurang minum air putih dan suka minum-minuman manis, sehingga dehidrasi atau kurang konsumsi air putih dalam aktivitas sehari-hari,” kata Supervisor Hemodialisa SPH, Anggi.
Anggi menuturkan, saat ini semua hal yang berhubungan dengan Hemodialisa bisa dilaksanakan di satu tempat di SPH dengan ruangan di basement SPH.
Unit Hemodialisa (HD) SPH sendiri sudah berdiri selama 10 tahun yang di tangani oleh dokter spesialis dan perawat yang sudah memiliki sertfikat di bidang tersebut.
Jika Anda ingin melakukan perawatan, bisa dilakukan 6 hari dalam seminggu pada pukul 07.00 hingga 21.00 WIB. Dan juga rencana akan dibuka Layanan Hemodialisa 24 jam. (rdr)

















