Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa erupsi ini kemungkinan disebabkan oleh aktivitas buka tutup ventilasi konduit di dasar kawah Verbeek, pusat erupsi Gunung Marapi. Ketika lava mengeras akibat pendinginan, proses tersebut dapat mempercepat penutupan ventilasi, menyebabkan akumulasi tekanan di permukaan yang akhirnya memicu letusan.
Saat ini, aktivitas vulkanik Gunung Marapi berada pada status level II (waspada). PVMBG mengeluarkan sejumlah rekomendasi untuk mengurangi risiko bahaya. Masyarakat, pendaki, dan pengunjung diimbau untuk tidak memasuki atau melakukan aktivitas dalam radius 3 kilometer dari pusat erupsi (kawah Verbeek).
Selain itu, PVMBG juga mengingatkan masyarakat yang tinggal di sekitar lembah, aliran, atau bantaran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi untuk selalu waspada terhadap potensi ancaman banjir lahar hujan, terutama saat musim hujan. (rdr/ant)

















