Harimau tersebut perlu dievakuasi karena sudah beberapa kali muncul di Nagari Tigo Balai, Nagari Baringin, dan daerah lainnya, dengan memangsa ternak warga. Lokasi konflik antara harimau dan manusia terjadi di sekitar pemukiman warga, sehingga upaya evakuasi diperlukan untuk keselamatan baik satwa maupun masyarakat.
“Jika satwa berhasil masuk kandang jebak, kami akan segera membawanya ke lokasi rehabilitasi,” ujarnya.
Sebelumnya, seekor anak kerbau berusia sekitar dua tahun yang berkelamin jantan ditemukan mati dengan kondisi luka pada bagian belakang oleh pemiliknya, Pendi. Setelah menemukan kerbau yang mati, Pendi melaporkan kejadian itu kepada wali jorong setempat, yang kemudian menindaklanjuti laporan tersebut ke Pemerintah Nagari.
Pemerintah nagari selanjutnya melaporkan kejadian tersebut ke Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar untuk ditindaklanjuti. (rdr/ant)

















