John juga mengingatkan orang tua untuk tidak membiarkan anak bermain sendirian dengan gawai. Selain menghindari pengaruh negatif dari teknologi, hal ini juga untuk mencegah anak menjadi korban kejahatan seksual yang semakin marak.
“Bermain dengan Hp (gawai) sendirian dapat membuka aplikasi-aplikasi yang tidak seharusnya mereka gunakan,” katanya.
Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa pemerintah daerah akan menerapkan sistem pembelajaran lima hari dalam seminggu untuk meningkatkan kualitas kebersamaan anak dengan orang tua.
Permintaan Bupati Padang Pariaman tentang pembatasan penggunaan gawai pada anak ini juga disampaikan dalam Safari Ramadan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman untuk bertemu langsung dengan masyarakat.
Sebelumnya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi juga mengusulkan agar tugas sekolah tidak lagi diberikan melalui gawai, melainkan secara manual, sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan anak pada perangkat elektronik.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Mendikdasmen Prof Mu’ti, Kementerian PPPA mengusulkan untuk mengurangi penggunaan gadget di lingkungan anak-anak. Bagaimana bila tugas sekolah itu tidak lagi menggunakan gadget, tetapi secara manual seperti sebelum masa COVID-19,” ujar Arifah Fauzi di Jakarta.
Usulan ini juga mendukung rencana Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) untuk membatasi penggunaan media sosial oleh anak. Arifah Fauzi juga mengusulkan agar ada buku penghubung antara sekolah dan orang tua agar terjalin komunikasi dua arah dalam memantau perkembangan belajar anak. (rdr/ant)

















