BOLA, RADARSUMBAR.COM – Semen Padang FC (SPFC) yang baru saja promosi ke BRI Liga 1 musim 2024/2025 setelah lima musim absen, menghadapi tantangan besar untuk bertahan di kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia.
Hingga 8 Maret 2025 ini, tim berjuluk “Kabau Sirah” berada di posisi ke-16 dengan perolehan 22 poin dari 26 pertandingan yang didapat dari lima kali kemenangan, tujuh kali seri dan 14 kali kekalahan.
Selama musim ini, Semen Padang FC mengalami beberapa kekalahan telak yang mengindikasikan masalah serius dalam performa tim.
Pada 25 Oktober 2024, mereka menderita kekalahan 1-8 dari Dewa United di kandang sendiri, yang menjadi kekalahan terbesar musim ini.
Kekalahan serupa terjadi pada 5 Maret 2025 saat laga putaran kedua, kembali dari Dewa United dengan skor telak 0-6 .
Untuk meningkatkan performa, manajemen klub melakukan beberapa perubahan, termasuk pergantian pelatih. Setidaknya, sekitar lima pemain asing didepak di putaran pertama Liga dan menyisakan tiga yakni, Tin Martic, Cornelius Steward dan Kim Min-gyu.
Hendri Susilo, yang ditunjuk pada 25 Maret 2024, digantikan oleh Eduardo Almeida pada 20 September 2024, setelah periode interim oleh Hengky Ardiles.
Selain itu, Semen Padang FC aktif di bursa transfer dengan mendatangkan pemain baru di putaran kedua. Ada nama seperti Marco Baixinho, Felipe Chaby, Alhassan Wakaso, Bruno Gomes dan kiper Arthur Augusto yang mampu merubah skema tim ini lebih baik.
Namun, baru dua pertandingan Marco Baixinho malah mendapatkan cedera. Belum lagi Alhassan Wakaso yang mendapatkan hukuman lima kali pertandingan.
Nama-nama baru pemain lokal seperti Irkham Milla dan Zidane Afandi yang masuk di putaran kedua juga belum mampu mengangkat tim.
Dengan posisi saat ini dan performa yang belum stabil, peluang Semen Padang FC untuk keluar dari zona degradasi cukup menantang.
Mereka perlu meningkatkan konsistensi permainan dan memaksimalkan sisa pertandingan untuk mengamankan posisi di BRI Liga 1 musim depan.
Semen Padang FC memiliki 8 pertandingan tersisa, terdiri dari 4 laga kandang dan 4 laga tandang yang cukup berat. Tim Kabau Sirah harus berhadapan dengan Persib Bandung pada tanggal 10 Maret ini di kandang.
Kemudian, setelah itu mereka akan melawat ke markas PSM Makasar (10/4), lalu bermain di kandang melawan PSIS (17/4) yang diharapkan bisa membantu peningkatan poin.
Lalu, bertandang ke markas Persija Jakarta (27/4) dan kembali bermain di kandang melawan Madura United (4/5). Dimana, ini juga kesempatan Kabau Sirah untuk mendapatkan poin tambahan.
Berikut, pada 11 Maret 2025, giliran Persebaya yang menjadi lawan Semen Padang FC, pertandingan ini digelar di Gelora Bung Tomo. Lalu, melawan Persik Kediri pada (18/5) di Stadion Haji Agus Salim Padang.
Pertandingan terakhir BRI Liga 1 2024/2025, Semen Padang FC akan melawat ke kandang Arema FC pada (24/5).
Dengan sisa 8 pertandingan yang ada, Semen Padang FC perlu meraih setidaknya 20-25 poin tambahan untuk keluar dari zona degradasi, mengingat batas aman biasanya berada di sekitar 30-35 poin.
Ini berarti mereka harus memenangkan minimal 6-8 pertandingan atau setara dengan 50% dari sisa laga tanpa ada kekalahan lagi.
Melihat jadwal sisa, Semen Padang FC akan menghadapi beberapa tim kuat baik di kandang maupun tandang.
Laga kandang melawan tim seperti Madura United, Persik Kediri, dan PSIS Semarang juga melawan Persib Bandung harus dimanfaatkan maksimal untuk meraih poin penuh.
Sementara itu, laga tandang melawan tim-tim papan atas seperti PSM Makasar, Persija Jakarta, Arema FC dan Persebaya Surabaya akan menjadi ujian berat, namun mencuri poin di laga tersebut akan sangat berharga.
Konsistensi permainan, strategi yang tepat, dan mentalitas kuat akan menjadi kunci bagi Semen Padang FC untuk bertahan di BRI Liga 1 musim ini.
Dukungan penuh dari suporter dan manajemen yang solid juga akan berperan penting dalam perjuangan mereka menghindari degradasi. (rdr)

















