Saat ini, BKKBN tengah memverifikasi hampir 70 persen data keluarga berisiko stunting yang tersebar di 19 kabupaten/kota. Verifikasi ini penting karena tren data terus berkembang.
“Meski sudah ada data berdasarkan nama dan alamat, kami perlu terus memperbarui informasi di lapangan,” katanya.
Selain itu, Mardalena juga menekankan pentingnya program Genting untuk mencegah bertambahnya angka stunting di Sumbar. Sebab, penurunan angka stunting hanya dapat tercapai dengan upaya intervensi yang tepat pada keluarga berisiko.
Berdasarkan data 2023, angka prevalensi stunting di Sumbar tercatat sebesar 23,6 persen. BKKBN berharap dengan berbagai intervensi yang dilakukan, angka tersebut dapat turun pada tahun 2024.
“Kami masih menunggu data prevalensi terbaru, dan harapannya akan ada penurunan,” tutupnya. (rdr/ant)

















