“Jika kita tidak memberdayakan mereka sejak sekarang, kita akan tertinggal dalam persaingan digital global,” tegasnya.
Meutya juga mengapresiasi inisiatif Pemuda Katolik dalam mendukung literasi digital dan menciptakan program-program yang berdampak positif bagi masyarakat. Dengan populasi pengguna internet yang didominasi oleh generasi muda, mereka dinilai memiliki kemampuan adaptasi yang cepat terhadap perkembangan digital dan berpotensi menjadi agen perubahan dalam industri teknologi.
Ketua Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Stefanus Asat Gusma, menjelaskan tentang Program Pemuda Penggerak Transformasi (PETRA) Digital yang telah dilaksanakan di 18 Keuskupan seluruh Indonesia. Program ini bertujuan untuk meningkatkan literasi digital serta mendorong pemuda Katolik berperan aktif dalam menangkal hoaks dan menyebarkan informasi yang benar.
“Pemuda Katolik juga mengembangkan Aplikasi Desa Terhubung, yang bertujuan untuk memetakan potensi desa-desa di wilayah transmigrasi guna mendukung program pangan berbasis lokal,” tambah Stefanus.
Stefanus mengundang Meutya untuk hadir dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pemuda Katolik pada 25-27 April 2025 di Bogor, Jawa Barat, sebagai bagian dari kolaborasi lebih lanjut. Rakernas tersebut akan mengusung tema “Mengawal dan Kolaborasi dengan Asta Cita Presiden Prabowo” dan dihadiri oleh ratusan pengurus Pemuda Katolik dari seluruh Indonesia. Diharapkan acara ini dapat memperkuat peran pemuda dalam transformasi digital nasional. (rdr/ant)















