“Sayangnya, pada waktu itu pemerintah yang berkuasa belum begitu menerima gagasan dari orang tua kami. Mungkin Tuhan tahu yang terbaik, 40 tahun kemudian anaknya (Prabowo), putranya Prof. Soemitro, diberikan mandat oleh rakyat Indonesia dan kesempatan untuk mewujudkan impian orang tuanya,” ujar Hashim.
Hashim menilai bahwa peluncuran Danantara bukan hanya sebagai realisasi visi ekonomi ayahnya, tetapi juga sebagai bagian dari perjalanan sejarah yang kini mendapat restu untuk dilaksanakan. Ia berharap badan investasi ini dapat menjadi solusi dalam mengatasi kemiskinan dan mendorong pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Danantara, yang resmi diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin lalu (24/2), akan mengelola aset lebih dari 900 miliar dolar AS dengan proyeksi dana awal mencapai 20 miliar dolar AS. Badan ini akan berperan sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia, dengan tujuan mengelola investasi strategis yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. (rdr/ant)

















