Pada konferensi pers di Istana Kepresidenan, Dadan juga menegaskan bahwa komposisi gizi MBG yang diberikan akan memenuhi kebutuhan tubuh, sesuai dengan standar ahli gizi di masing-masing SPPG.
“Tahun ini, kami melakukan inovasi dalam kemasan. Tahun lalu menggunakan tas berbahan kertas, tahun ini diuji coba di Sukabumi dengan kantong yang bisa dibawa pulang dan ditukar keesokan harinya,” ungkap Dadan. Inovasi ini tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga melatih kedisiplinan siswa.
Program MBG ini akan berlangsung hingga menjelang Idul Fitri dan berlaku untuk semua siswa, termasuk yang non-Muslim. BGN juga mempertimbangkan perlakuan khusus bagi daerah dengan mayoritas non-Muslim dan akan melakukan evaluasi setelah satu minggu implementasi program.
“Evaluasi akan dilakukan untuk memastikan apakah daerah dengan mayoritas non-Muslim tetap menyediakan makanan seperti biasa atau diberikan perlakuan khusus,” tutup Dadan. (rdr/ant)

















