Selain itu, lanjutnya pertumbuhan armada tangkap yang digunakan nelayan tumbuh tidak signifikan karena ketika nelayan memiliki armada baru namun armada yang lain mengalami kerusakan.
Meskipun target yang ditetapkan tercapai, kata dia namun pihaknya tidak bisa memastikan produksi ikan tangkap di daerah itu mencukupi untuk konsumsi warga setempat.
Hal tersebut, lanjutnya karena ikan tangkap di Pariaman memang dibawa oleh sejumlah pengusaha ke daerah lainnya namun tidak jarang ikan yang di daerah itu didatangkan dari luar daerah yang memiliki pesisir pantai.
“Ketika ikan tangkap Pariaman berlebih maka ikan di sini dibawa ke daerah lain yang produksinya kurang, nah begitu juga ketika produksi turun maka ikan daerah lain didatangkan ke Pariaman,” ujarnya.
Kondisi tersebut, lanjutnya disebut dengan rantai dingin yang biasanya dilakukan oleh pedagang ikan karena mereka memiliki jaringan di sejumlah kabupaten dan kota di provinsi itu.
Ia menyampaikan karena adanya rantai dingin tersebut ikan-ikan dari Pariaman tidak saja dibawa ke sejumlah kabupaten dan kota di Sumbar di antaranya Bukittinggi dan Padang Panjang namun juga daerah penghasil ikan ketika produksi mereka berkurang. (rdr/ant)

















