Pada 2024, pendapatan desa dari sewa lapangan mencapai lebih dari Rp60 juta, meski sekitar Rp20 juta digunakan untuk perawatan dan kebersihan lapangan serta untuk membayar warga yang bekerja di sana. Selain itu, lapangan ini juga memberi peluang pendapatan bagi pemuda setempat yang mengelola parkir dan pedagang yang menjual makanan serta minuman saat pertandingan berlangsung.
Fasilitas olahraga ini tidak hanya memberi dampak positif bagi ekonomi desa, tetapi juga menyediakan lapangan sepakbola gratis bagi warga setempat. Lapangan ini telah digunakan oleh berbagai pihak, mulai dari kelompok pecinta bola hingga penyelenggaraan Piala Soeratin selama empat tahun berturut-turut.
Ke depannya, desa berencana menambah tribun penonton dan mengajukan permohonan untuk pengelolaan lapangan kepada pemerintah setempat serta memperkuat pengelolaan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). (rdr/ant)

















