“Saya sengaja ke Puskesmas Wanakerta, karena ini di desa. Ternyata fasilitasnya sudah sangat lengkap. Sistem nya sudah sangat baik. Kita bisa pantau riwayat kesehatan kita hanya melalui handphone,” ujar Hasan.
Yaya Suhara (56), warga Wanasari, Kabupaten Karawang, menuturkan, Program CKG sangat membantu masyarakat, terutama yang tidak mampu.
“Selama ini kan tidak berani cek kesehatan, karena takut bayar. Tapi dengan program ini, jadi lebih leluasa,” kata Yaya, usai mengikuti CKG di Puskesmas Wanakerta.
Semakin bersyukur karena Yaya akan berangkat ibadah haji tahun ini. Yaya mengaku tidak ada keluhan. Hasil CKG hari ini juga menunjukkan ia sehat.
Namun dengan ikut CKG, ia bisa semakin peduli dengan kondisi kesehatan menjelang keberangkatan menuju Makkah.
“Alhamdulillah saya jadi bisa lebih waspada. Tadi semua dicek, meski tidak ada keluhan. Terima kasih kepada Pak Prabowo sudah mewujudkan program ini,” ujar Yaya.
Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp4,7 triliun untuk merealisasikan Program CKG. CKG dilaksanakan berdasarkan siklus hidup masyarakat, dengan fokus utama pada tiga momentum pelaksanaan, yakni CKG ulang tahun, CKG sekolah, dan CKG khusus untuk ibu hamil dan balita.
CKG ulang tahun yang dimulai hari ini untuk anak usia 0-6 tahun serta masyarakat usia 18 tahun ke atas. Masyarakat bisa mendapatkan layanan CKG ini dalam kurun waktu mulai dari hari ulang tahun + 30 hari di Puskesmas dan nantinya bisa diakses di klinik yang sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Sedangkan CKG sekolah akan dilaksanakan mulai Juli 2025, yang bertepatan dengan tahun ajaran baru. Pemeriksaan ini akan menyasar anak usia 7-17 tahun yang berada di sekolah-sekolah.
CKG khusus diperuntukkan bagi ibu hamil dan balita dengan lokasi pemeriksaan di Puskesmas dan Posyandu. Untuk mendapatkan layanan CKG, masyarakat bisa mendaftar melalui aplikasi SatuSehat. (rdr/pco)

















