Menurutnya, meskipun ekonomi masyarakat mengalami penurunan daya beli, peningkatan kunjungan wisatawan masih dapat diharapkan melalui perjalanan wisata santai atau leisure. Dalam dua tahun terakhir, kegiatan wisata sudah dianggap sebagai kebutuhan masyarakat, bahkan saat kondisi keuangan menurun. “Masyarakat tetap berwisata meskipun dengan anggaran terbatas, seperti memilih destinasi yang lebih dekat, menggunakan transportasi darat, dan memilih penginapan yang lebih ramah di kantong,” tuturnya.
Namun, Sari juga mengakui adanya tantangan, khususnya dalam sektor MICE (Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions). Pengetatan anggaran pemerintah pusat dan daerah pada 2025 diperkirakan dapat mengurangi jumlah kegiatan MICE yang sebelumnya menyumbang signifikan terhadap pergerakan wisatawan ke Sumbar pada 2023 dan 2024. Banyak kegiatan MICE berskala internasional dan nasional yang sebelumnya digelar di Sumbar, khususnya di Kota Padang.
Pemerintah Provinsi Sumbar telah meluncurkan kalender pariwisata 2025 di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, pada 2 Februari. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Sumbar Mahyeldi menyampaikan bahwa pemerintah daerah telah menyiapkan 97 kegiatan kolaboratif untuk mencapai target 20 juta wisatawan. Kegiatan tersebut meliputi lima acara internasional, 19 kegiatan skala nasional, 63 acara daerah, dan 10 kegiatan MICE. (rdr/ant)

















